Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNkerjasama dengan Urban Risk Lab dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, mengembangkan sistem pemetaan bencana yang cepat berbasis media sosial. Sistem pemetaan bencana ini dinamakan PetaBencana.id.
Hanya saja, penggunaan media sosial sebagai basis rencana pembuatan peta bencana ini tidak bisa sembarangan jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Akan sangat baik jika sifat dari media sosial tersebut bukan hanya informatif, melainkan partisipatif seperti yang direncanakan oleh BNPB.
Pengamat media sosial yang juga pionir beberapa komunitas berbasis media sosial, Shafiq Pontoh, mengatakan, ada baiknya sistem publikasi kebijakan pemerintah maupun lembaga non pemerintah seperti yang dilakukan oleh BNPB tidak hanya menyasar pemahaman dan kesadaran publik saja, melainkan juga ajakan keterlibatan untuk berpartisipasi.
“Ketika publikasi yang dimaksud hanya untuk mendapat awareness atau kesadaran saja atau hanya untuk orang tahu, dengan model komunikasi satu arah bisa saja bermanfaat untuk publik tapi partisipasinya juga bisa nol dan sulit untuk mengukur efektifitasnya,” kata Shafiq, Jakarta, Rabu (05/10).
Sebagai informasi, PetaBencana.id adalah peta berbasis media sosial yang akan menampilkan informasi bencana secara real time. Selain mengintegrasikan media sosial, peta ini juga nantinya akan diintegrasikan dengan layanan pesan instan WhatsApp. Dengan integrasi ini, warga diharapkan dapat berbagi informasi bencana dengan warga lain dan pemerintah secara cepat dan mudah.
Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, untuk langkah awal PetaBencana.id akan dibangun di tiga kota, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kota-kota ini dipilih karena ketiganya termasuk kota metropolitan di Indonesia dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan termasuk daerah rawan bencana. Untuk memudahkan koordinasi, BPBD di masing-masing kota/provinsi akan dilibatkan dalam menjalankan peta ini.
PetaBencana.id menawarkan sebuah peta bencana berbasis web, yang memvisualisasikan informasi kejadian bencana secara real time dan mengelompokkan laporan kejadian bencana sesuai wilayah administratif. Laporan dari warga yang beredar di media sosial dan platform pesan instan dikumpulkan oleh CogniCity OSS, yang selanjutnya dapat diverifikasi oleh instansi berwenang,” tuturnya.
Platform ini mengintegrasikan media baik sosial maupun digital dan pesan instan secara real time, serta data terkait infrastruktur yang vital tanpa biaya tambahan.
Platform ini membantu warga untuk berbagi data mengenai bencana secara mudah, terbuka, dan real time. Untuk mewujudkan peta ini, BNPB juga bekerja sama dengan Pacific Disaster Center dan Humanitarian OpenStreetMap Team. Rencananya peta ini akan diluncurkan pada awal 2017.
PetaBencana.id adalah sebuah proyek yang diinisiasi oleh Urban Risk Lab di MIT yang bertujuan untuk mengembangkan CogniCity Open Source Software (CogniCity OSS) sebagai sebuah platform gratis dan terbuka untuk manajemen kebencanaan di kota-kota besar di Asia Selatan dan Tenggara.
No Responses